Featured Post 6

Kamis, 25 Desember 2008

PERJALANAN AISYAH 1

Oleh. Ummi Salwa

Pagi ini kota padang tampak cerah, angin bertiup sepoi-sepoi, burung-burung berkicau dengan hati gembira menyambut mentari pagi. Aisyah berjalan ke belakang menuju kamar mandi untuk mandi dan cuci pakaian, karena hari ini dia harus berkemas karena nanti malam Aisyah akan pindah ke rumah yang baru, sebab dua hari lagi Aisyah sudah mulai kuliah di Pascasarjana, karena tempat kos yang baru lebih dekat pergi ke kampus dan traspornyapun lebih murah dari tempat yang sekarang.

(Buat website sekarang, hubungi Toko Website.Com)

Kak Aisyah………ada telepon……kak Aisyah…..ka Aisyah…….ada telepon….. iya tolong bilang kakak lagi dikamar mandi nih….. tanggung nanti aja suruh ulang lagi…..(siap yang nelpon nih mengangu aja……). Kring………kring…….kring…….Baru keluar saja dari kamar mandi telepon bunyi lagi……kak telepon nih dari orang tadi……siapa ya ? hatiku bertanya. Aisyah mengangkat gagang telepon…( Assalamu’alaikum ini siapa ? Aisyah ini kak wati….masak Aisyah lupa sama kakak? Kak wati….kata Aisyah heboh kemana saja…?? Tumben menelpon masih ingat ma Aisyah yang cerewat ini ya….ha….ha….ha… ketawa Aisyah dengan senagnya, setelah pembicaraan selesai teleponpun ditutup). Kak wati adalah kakak yang tinggal sama Aisyah dulu, Aisyah sering disuruhnya mengedit makalahnya kalau dia buat makalah pokoknya Aisyah capek dibuatnya, dia orangnya baik dan ceria walau kadang-kadang agak menyebalkan.

Aduh………….sampai lupa Aisyah kan harus jemur kain biar kering karena nanti malam akan dibawa…. Lalu Aisyah berlari ke belakang rumah untuk menjemur pakaian, setelah ini baru menyusun buku-buku dan masukkan ke dalam kardus agar mudah membawanya nanti, setelah itu melicin kain sebelum di masukkan ke dalam koper. Asyik-asyik bekerja tak taunya kiranya jam sudah menunjukkan pukul 12.00 wib, sebentar lagi zuhur, duh…. Capek juga beres-beres tapi alhamdulillah ini yang terakhir setelah itu Aisyah bisa santai menunggu malam, karena mobil nanti datangnya jam 07.00 wib setelah magrib, sambil menunggu azan Aisyah duduk-duduk di ruang tengah sambil menlepaskan lelah, apalagi hari panas sekali kalau diruang tengah banyak pentilasinya jadi angin banyak masuk, rasa panas agak berkurang terasa.

Tak lama kemudian terdengar mu’azin mengumandanglkan azan zuhur pertanda masuknya waktu zuhur, Aisyah bergegas ke belakang untuk berwudu’. Setelah berwudu’Aisyah lansung ke kamar mengambil bukena, ketika mau sholat tiba-tiba kak……kak… tunggu sholatnya sama-sama ya….Ai sedang ambil bukena nih. Setelah sholat dan berdo’a, Aisyah lansung kekamar karena ia mau tidur, biar nanti malam Aisyah ngak keletihan, nanti pasti setelah tiba di rumah baru Aisyah beres-beres lagi, kan membutuhkan waktu yang lama juga, bisa tengah malam pula Aisyah tidur nanti.

Hari mulai senja, mataharipun mulai bersembunyi di balik lautan yang dalam karena sudah seharian menerangi bumi, sekarang giliran rembulan yang muncul untuk menerangi bumi dari gelapnya malam, begitu teratur dan tepat waktunya mereka bergantian dalam menerangi bumi tiada terlambat atau kecepatan sedikitpun dengan silih berganti mereka bergantian tanpa ada rasa letih dan lelah subhanallah begitu agung yang telah menciptakan mereka. Aisyah teringat dengan firman Allah dalam surat Ali imran ayat 190 yang artinya “ sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian siang dan malam terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi yang orang-orang yang berakal.” Wah betapa indah suasana pantai sore ini ya….sinar mentari bersinar ke seluruh lautan……hayalan Aisyah ketika duduk-duduk diteras belakang. Dor……..Aisyah terkejut! Rupanya si Beti mengejutkan Aisyah dari belakang, (ngapai sore-sore melamun kak, heh ngomong nanti kakak jadi pindah nih? Kalau iya kan bisa aku Bantu lhoh, ciiiiiiieleh sok baik gitu lhoh). Ia Insya Allah benar ya nanti Beti Bantu kakak, Aisyah tersenyum mendengar jawaban Beti. Asyik-asyik gobrol tak lama terdengar orang telah mulai mengaji di mesjid, masuk yuk kata Aisyah sudah hampir magrib biar bisa siap-siap untuk sholat, mereka berjalan meninggalkan teras belakang dan masuk menuju rumah.

Setelah sholat magrib, kami makan bersama setelah makan, Aisyah melihat ke arah dinding melihat jam, hari sudah menunjukkan pukul 06.45 wib, Aisyah bergegas ke kamar untuk memasang jilbab, siap-siap mana tahu sebentar lagi mobil datang. Tak lama tiiiiiiiiit………tiiiiiiiiiit ….. bunyi klason mobil, kak mobil sudah datang, iya sebentar kakak keluar, lalu Aisyah membuka pintu memberitahu bahwa dia sudah siap, adek-adeku mulai mengankat barang ke mobil, alhamdulillah ada yang membantu gumamku dalam hati dengan senyum. Makasih banyaknya kakak pergi dulu baik-baik disini ya… nanti kalau ada apa-apa telepon aja kakak insya Allah kakak akan datang oke… assalamu’alaikum… wa’alaikumsalam, hati-hati ya kak, terdengar suara adek-adeku yang melepas kepergianku. Ada rasa sedih meninggalkan mereka karena sudah 3 tahun Aisyah sama mereka sudah kayak keluarga sendiri, banyak suka duka yang kami alami bersama, tapi gimana lagi rumah ini terlalu jauh untuk Aisyah pergi kuliah nanti.

Mobil melaju dengan kencang tak lama kemudian Aisyah sampai dirumahnya yang baru…. Aisyah dibantu oleh Beti yang ikut bersamanya ketika itu, setelah habis barang turun Aisyah mengeluarkan uang Rp. 10.000 tiga lembar dan memberikannya ke seorang laki-laki, kemudian mengucapkan terima kasik tak lama kemudian laki-laki itu pergi. Sekarang tinggal Aisyah dan Beti, kami mulai mengangkat barang kerumah dan menarohnya ke kamar tempat Aisyah yang baru dan lansung menyusun posisi kamar gimana yang bagus, wah akhirnya pekerjaan kami selesai juga, lalu Aisyah pergi menyalakan kompor memasak ais buat minum dan buat mi goreng karena perut kami terasa lapar lagi mungkin karena banyak ngangkat-ngangkat dari tadi, sedang si Beti duduk di kamar sambil melepaskan lelah.
*****

Sudah hampir empat bulan Aisyah kuliah, alhamdulillah semuanya aman, teman-teman di kampus semuanya baik-baik dan akrab dengan Aisyah, apalagi teman-teman Aisyah yang serumah sekarang mereka baik-baik pula walau mereka beda dengan Aisyah, karena mereka kuliah di tempat yang umum jadi pergaulan mereka gak longgar, tapi mereka mau berteman dan menghormati Aisyah. Wah 1 bulan lagi ujian nih….kata Aisyak ke Liza adek sebelah kamarnya, karena pagi itu kami masak bersama, setelah masak kami makan dan setelah ini rencananya mau melicin kain. Karena strika kurang panas Aisyah pergi ke kamar depan untuk meminjam strika, tiada disangka dan diduga di sana ada durian, akhirnya Aisyah ikut makan durian dulu, setelah itu baru ke kamar lagi.

Tak lama kemudian Aisyah merasa badanya agak meriang kakinya ngilu….lalu Aisyah berbaring sambil menungu Liza selesai melicin, semakin lama badan Aisyah makin panas, kakak pangil Liza, licinlah lagi iza dan selesai, Aisyah paksakan badanya untuk melicin, setelah selesai Aisyah lansung tidur lagi, kirannya badan semakin panas, sore harinya Aisyah dikasih obat sama teman sebelahnya, malampun tiba mata Aisyah tak bisa tidur bahkan sepanjang malanpun tak tidur, tak tahu entah kenapa?. Dua hari setelah itu panas Aisyah mulai turun, pagi ini Aisyah sudah punya rencana memperbaiki makalahnya untuk dikumpul hari selasa. Ketika mau mandi Aisyah melihat binti-bintik merah dibadanya, jantung Aisyah berdebar jangan-jangan demam berdarah setelah mandi Aisyah lansung pergi ke puskesmas ketika Aisyah bilang ada binti-bintik Aisyah cuma dikasih obat oleh bidan. Rupanya tidak apa-apa kata Aisyah dalam hati.

Dari puskesmas Aisyah lansung pergi tempat kos lamanya untuk memperbaiki makalahnya, di sana Aisyah bercerita pada adak-adeknya, kirannya ada seorang yang kena demam berdarah dia baru keluar dari rumah sakit, akhirnya ia ikat tangan Aisyah dengan kain, Aisyah terkejut begitu banyak bermunculan bintik-bintik merah di tanganya, kak ini benar demam berdarah ini…Aisyah cemas mendengar kata adeknya, tapi walau demikian Aisyah pergi juga menyelesaikan makalahnya, biar ajalah besok Aisyah pulang ke Bukittinggi untuk berobat.

Di rumah kos baru suasana hiruk sekali, karena teman-teman Aisyah ribut menyuruh Aisyah malam ini juga ke UGD M. Jamil, awalnya Aisyah ngak mau, tapi karena dipaksa akhirnya Aisyah pergi juga. Setelah melakukan tes darah Aisyah positif dinyatakan kena demam berdarah dan harus di rawat, malam itu Aisyah lansung masuk rumah sakit. Satu minggupun berlalu akhirnya Aisyah diperbolehkan pulang ke rumah oleh dokter karena kondisi Aisyah mulai membaik, alhamdulillah Aisyah tak sampai di transfusi karena cepat diobati.

Minggu pagi di Bukittinggi Aisyah terkejut karena uang orang tuanya habis untuk mengobatinya di rumah sakit hingga sembuh, sekarang keuangan Aisyah mengalami krisis, sehingga ketika Aisyah berangkat kembali lagi ke Padang untuk kuliah Aisyah hanya dikasih ongkos oleh orang tuanya karena uang itu mamang sudah ngak ada lagi. Aisyah mengambil nafas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya, terasa sedih sekali hati ini, tak sengaja air matanya menetes mengingat nasibnya, setiap sujud Aisyah selalu berdo’a dengan menangis, ya Allah beri Aisyah kekuatan untuk menghadapi ini semua, Aisyah yakin ini adalah ujian dari-Mu untuk menguji iman Aisyah, Engkau pasti akan membantu Aisyah dari jalan yang tidak Aisyah kira.

Pandangan Aisyah menerawang……dilihatnya buku tabungan sikoci yang terletak di atas lemari, Aisyah menariknya dan membukanya, alhamdulillah…..Aisyah masih punya simpanan, setidaknya uang ini bisa mencukupi kebutuhan Aisyah untuk sementra waktu. Dulu ketika Aisyah masih S1 Aisyah selalu mewajibkan dirinya untuk menabung setiap bulan minimal Rp. 5000, padahal dulu belanjanya juga pas-pasan, tapi bagaimanapun caranya Aisyah harus menabung, tak jarang Aisyah menahan selera demi bisa menabung.

Pada tahun 2003, tanggal 29 September – 4 Oktober Aisyah ikut MTQ tingkat propinsi Sumatera Barat di Sawah Lunto Sijunjung dalam bidang Tafsir bahasa Indonesia. Ketika sautu hal yang mengejutkan buat Aisyah karena alhamdulillah pada waktu itu Aisyah mendapat juara 1, betapa senangnya Aisyah pada waktu itu apalagi hadiahnya ada tabanas sebesar Rp. 600.000, selain hadiah juga dapat belanja Rp. 600.000, kemudian karena juara Aisyah juga mendapat bonus dari wali kota Rp. 600.000, seakan Aisyah tak sabar ingin pulang memberi kabar kepada orang tua Aisyah dengan sebuah piala dari batu pualam. Maka uang inilah yang selalu Aisyah simpan hingga ada sampai sekarang, bibirnya tersenyum apabila mengingatnya, hati Aisyah berkata untung saja uang ini Aisyah tabung, hingga dalam kondisi sekarang Aisyah bisa memakainya.

Sudah hampir 4 bulan Aisyah menjalani kondisi ini, alhamdulillah semua bisa diatasi dengan baik, kuliah Aisyah tetap bisa berjalan dengan lancar walau dengan kondisi keuangan yang makin hari makin menipis. Satu bulan lagi ujian semester genap, berarti Aisyah juga harus bayar uang kuliah nih….Aisyah mengambil buku tabungan dan membukanya, alhamdulillah untuk pembayaran tahap satu Aisyah masih punya uang, tapi untuk tahap dua uang aisyah udah ngak ada lagi, kemudian untuk biaya hidup Aisyah di Padang gimana ya…….?????? Aisyah larut dalam lamunanya yang panjang tanpa disedar air matanya keluar…ya… Allah… dari mana Aisyah akan mendapatkan uang lagi untuk melanjutkan kulaih Aisyah ini…..?????. Allahu Akbar……Allahu Akbar…… Aisyah terkejut kirangnya waktu magrib sudah masuk, Aisyah bangkit, lalu menuju ke kamar mandi untuk berwudu’. Mudahan-mudahan setelah sholat nanti pikiran Aisyah lebih tenang dan Allah berikan jalan buat Aisyah untuk mengatasi ini semuanya.

Tok….tok…tok… ya siapa……???, kak siap kakak iza ya…rupanya si iza yang baru pulang dari kampus. Setelah berwudu’ Aisyah lansung menuju kamar untuk sholat dan tidak lupa menutup pintu, Aisyah takut nanti pas dia berdo’a ada yang melihat dia menangis karena Aisyah ngak ingin orang mengetahui keadaan dirinya, karena Aisyah sering menangis dalam berdoa apalagi dalam kondisinya yang sekarang, karena bagi Aisyah tempat curhat yang paling baik dan tepat itu adalah Allah. Selesai sholat Aisyah membaca al-Qur’an setelah beberapa halaman membaca perut Aisyah terasa lapar, lalu ia tutup al-Qur’an. Aisyah pergi menuju ke kamar iza untuk melihat nasi, Aisyah dalam memasak nasi sama-sama dengan iza karena iza ada pakai mejik com, da izapun mengizin Aisyah untuk masak bareng, dilihatnya kiranya nasi sudah masak, lalu dilihat sambal hanya ada cabe dan kerupuk, Aisyah mengambil piring dan mengambil nasi, (kak mau makan ya…sapa iza, iya…. Di dalam kantong plastik itu ada sambal lhoh, tadi ija dapat kiriman sambal, benar Za sapaku tanda gembira, alhamdulillah kiranya Aisyah masih bisa makan enak malam ini, akhirnya kami makan sama-sama, asyik cerita ngak tahunya muncul aja pikiran bagi Aisyah untuk mengabil program non reguler untuk semester tiga besok dan Aisyah bisa cari kerja di Bukittinggi, jadi Aisyah berulang aja nanti kuliahnya dari Bukittinggi, ada jalan yang nampak yang harus dituju, tapi….. Aisyah kerja di mana ya….Aisyah mulai bingung lagi, gimana kalau coba masukan lamaran saja dari sekarang dulu mana tahu ada yang diterima nanti.

Keesokkan harinya Aisyah mencari informasi tentang sekolah yang membuka lowongan kerja yang ada di Bukittinggi, akhirnya Aisyah dapatkan dengan semangat pada keesokkan harinya lagi Aisyah mengirimkan surat lamaranya, satu, dua minggu Aisyah tunggu tak ada jawaban, hati Aisyah mulai cemas gimana ya kalau tak ada satupun yang menerima Aisyah kerja…???? Tak beberapa hari setelah itu henpon Aisyah berbunyi menyatakan bahwa Aisyah diterima mengajar dipesantren, air mata Aisyah keluar mulutnya bergerak mengucap kata syukur pada Allah yang telah memberi Aisyah jalan dalam menghadapi masalah Aisyah ini.

Pada akhirnya pada bulan juli tahun 2005 setelah ujian semester genap Aisyah putuskan untuk mengambil program non reguler pada semester ganjil ini, agar Aisyah dapat bekerja sambil kuliah untuk dapat membantu-bantu orangtua dalam menyelesaikan kuliahnya. Satu bulan sudah Aisyah berada di pesantren ini, semua berjalan dengan lancar karena Aisyah masih libur semester, tapi setelah masuk kuliah lagi Aisyah mengalami kesusahan dalam mengerjakan tugas kuliah, karena rental di Bukittinggi ini mahal, tak seperti di Padang padahal kan harus berhemat dalam masalah keuangan, tapi Aisyah mencoba menjalani semuanya dengan apa adanya.

Namun dalam waktu yang tidak beberapa lama, kiranya Allah memberikan Aisyah jalan yang tak pernah Aisyah duga sebelumnya bahwa dengan ini Aisyah tetap bisa melanjutkan kulaihnya, yaitu dalam senggang waktu tidak beberapa bulan setelah Aisyah mengajar akhirnya Aisyah memutuskan untuk menikah, Aisyah berharap dengan menikah ini Aisyah masih tetap bisa melanjutkan kuliah dan dapat meringankan beban orangtuanya.
*****

Azan subuh telah berkumandang, membangunkan seluruh orang Islam di seantero bumi ini. Perlahan Aisyah mencoba membuka matanya yang masih terasa berat dan mengantuk lalu Aisyah menyingkirkan selimut dari badannya, pagi ini terasa dingin sekali menusuk sampai ketulang membuat bulu ramang berdiri, mungkin karena tadi malam hari baru siap hujan dan angin bertiupun sangat kencang. Kemudian dengan gontai Aisyah melangkahkan kaki menuju kamar mandi untuk mengambil air wudu’ untuk sholat subuh.

Setelah selesai melaksanakan sholat Aisyah pergi menuju dapur mengambil korek api dan menyalakan kompor untuk memasak air, ini merupakan aktifitas yang sudah biasa sekarang Aisyah lakukan semenjak sudah menjadi seorang istri. Sambil menungu air mendidih Aisyah mulai memasak sambal untuk pagi ini, dilanjutkan dengan mencuci piring dan baju karena sebelum Aisyah pergi kerja tentu semuanya harus siap. Waktu telah menunjukkan jam enam tepat, Aisyah lihat semua pekerjaan sudah selesai tingal menyapu dan membereskan ruangan tamu, Aisyah ambil sapu lidi lalu mulai mambersihakn semua ruangan, setelah itu baru mandi untuk siap-siap berangkat kerja.

Pukul 07.00 Aisyah berangkat ke sekolah, seharian di sekolah Badan Aisyah terasa lelah sekali apalagi menghadapi tingkah anak-anak hari ini, kemudian setelah pulang sekolah sesampai dirumah istirahat sebentar kemudian Aisyah mulai pula menghidupkan komputer untuk menyelesaikan makalah manahij al-mufassirin karena sabtu besok giliran Aisyah untuk menyajikan makalah. Kalau badan sudah kelelahan Aisyah berpikir-pikir sebaiknya ngak usah kerja tapi ketika mengingat orang tua, ngak mungkin kalau Aisyah ngak kerja dengan apa Aisyah bisa membahagiankan mereka apalagi mereka telah menguliahkan Aisyah sampai Pascasarjana, dari dulu Aisyah selalu punya keinginan untuk membahagiakan orang tua, walaupun dalam menyelesaikan kuliah ini bukan orangtua lagi yang membiayainya tapi dari uang gaji dan bantuan dari suami.

Pada pertengan tahun 2007 ini insya Allah Aisyah akan menyelesaikan kuliah, dengan perjuangan susah, karena dalam menyelesaikan kuliah Aisyah harus berkorban meninggalkan anak yang masih kecil karena harus pulang balik Padang Bukittinggi paling kurang empat kali dalam seminggu, ketika itu badan terasa lelah sekali tapi dengan semangat yang diberikan oleh suami dan anak Aisyah, alhamdulillah pada tanggal 24 Mei 2007 Aisyah resmi diberi gelar Megister Agama (MA), puji syukur kehadirat Allah yang telah memberikan semangat dan kekuatan kepada Aisyah selama ini. Terima kasih ya Allah mudah-mudahan Engkau kabulkan cita-cita Aisyah.

Dengan gelar yang dimiliki sekarang ada rasa tanggung jawab yang besar berada di atas pundak Aisyah terutama untuk orangtua. Pada tahun ajaran 2007-2008 Aisyah coba masukkan lamaran ke sebuah perguruan tinggi di kota Bukittinggi alhamdulillah Aisyah diterima sebagai dosen luar biasa. Pertama kali masuk jantung bedetak sangat kencang, ada rasa cemas dan takut apa Aisyah sanggup untuk mengajar, karena yang akan diajar sekarang bukan lagi anak tingkat MA atau Mts seperti di pesantren, tetapi adalah mahasiswa yang mempunyai daya nalar yang kuat dan kritis.

Materi partama diawali dengan perkenalan dan orientasi mata kuliah yang Aisyah pegang, waktupun berlalu dan bel pertukaran mata kuliahpun berbunyi, Aisyah bernapas dengan lega karena alhamdulilah semuanya berjalan dengan baik walau ada sedikit rasa gugup dan takut. Satu tahun pun berlalu ada bahagia karena sudah bisa menjadi dosen walaupun baru honor, yang lebih menyenangkan lagi dengan gaji yang didapat di pesantren dan perguruan tinggi sedikit banyaknya alhamdulillah Aisyah dapat membantu belanja adek yang masih kuliah begitu juga dengan orangtua Aisyah..

Dalam waktu yang relatif singkat sudah satu tahun saja Aisyah menjadi dosen ujian semester genapun dimulai dan dilanjutkan dengan libur panjang, selama dalam masa libur Aisyah selalu berdoa dalam setiap sujudnya pada Illahi dan berharap untuk semester selanjutnya Aisyah masih tetap menjadi dosen agar tetap dapat membantu orangtua dan adek yang masih kuliah, apalagi Aisyah berjanji pada adeknya jika IP nya berada di atas tiga Aisyah akan tetap memberi dia belanja. Namun apa hendak dikata apa yang diharapkan hilang hanyut bersama hujan gerimis pagi jum’at ini. Handpon berbunyi, jantung berdebar …………ada rasa cemas dan takut….? hati berkata apa yang akan terjadi….? Kenapa jantung berdebar dengan kencangnya…..? dengan perlahan Aisyah buka sms dan satu persatu dibaca pesan yang ada di dalam ternyata nama Aisyah tidak keluar untuk mengajar pada semester ganjil ini, air mata mengalir ada rasa sedih dan kecewa yang berkecamuk di dalam hati, di sepanjang perjalanan ke pesantren Aisyah termenung dan berpikir dengan apa Aisyah bisa membantu adek lagi, karena Aisyah tak ingin membuat Adeknya kecewa dan Aisyahpun tidak ingin mengalami keadaan seperti yang dirasakan ketika Aisyah kuliah dulu, uang tidak ada, kadang makan hanya dengan cabe dan kerupuk, haya satu kekuatan yang selalu membuat Aisyah tegar bahwa Allah pasti memberikan yang terbaik untuk Aisyah nanti.

Tiiiiiiiiiiiiit………bunyi klason mobil membuat Aisyah terbangun dalam lamunan, rupanya Ia telah sampai di pesantren, hatinya masih menangis mengingat berita yang barusan didengar. Emang sekarang masih mengajar dipesantren walaupun tidak jadi dosen lagi, tapi dengan gaji yang hanya pas-pasan kadang-kadang habis untuk ongkos saja, hanya uang tunjangan guru honor dari pemerintah yang didapat itupun keluarnya satu kali enam bulan, dengan apa Aisyah membantu adeknya lagi, memintak pada suami tidak mungkin sedangkan Ia juga membantu Ibunya dan adekknya pula dikampung, sehari itu pikiranku kacau dan binggung ada rasa kecewa dengan sistem administrasi perguruan tinggi tempat Aisyah mengajar kenapa berita ini baru diberitahukan satu hari menjelang kuliah kenapa tidak jauh hari agar Aisyah dapat mencari peluang yang lain agar masih bisa tetap dapat membantu adek Aisyah.

Sesampainya dirumah Aisyah mencoba untuk menghilangkan rasa sedih dan kecewanya, dalam sujud dan doa Aisyah menangis, Ia kadukan semua kesedihannya pada sang pemberi rezki Allah Swt, Aisyah yakin Allah pasti Akan memberi ganti yang lebih baik di balik ini semua, Allah pasti tahu apa yang ada dalam hati Aisyah dan Aisyah yakin Allah akan beri rezki dari jalan yang lain dan lebih baik agar tetap bisa membantu adek Aisyah.

Sore ini Aisyah melakukan aktivitas seperti biasa, dicoba menghilangkan kesedihan hati dengan kesibukan bekerja dirumah, hanya satu yang membuat bingung bagaimana caranya memberi tahu orangtuanya, takut mereka akan merasa kecewa dan sedih, karena selama ini mereka sudah bahagia melihat Aisyah menjadi dosen walaupun hanya baru honor, ah sudahlah…….lambat laun mereka juga pasti tahu dan mengerti, kata Aisyah dalam hati sambil melakukan pekarjaannya, namun rasa sedih masih muncul susah untuk menghilangkannya kadang-kadang membuat mata Aisyah berkaca-kaca, ketika itu mulut Aisyah bergumam ya Allah kuatkan hati Aisyah menghadapi semua ini.
Bersambung….perjalanan Aisyah 2







0 komentar:

Posting Komentar